puisi langit






1.      Lumbricus terrestris 
Sebongkah uranium terangkat
Globe masih berotasi
Anak-anak panah berpatroli pasrah
Cacing Lumbricus terrestris  berdiri tentara
Mengutuk polisi penjaga bendera


2.      Sumpah Bocah
Terpantau kalimat sunyi
Terjungkir dalam tebing nasib
Bocah kumal mendarat letih
Menagisi ibunya yang tertawa
Terbawa om berkumis tadi
Dalam genggamnya tersimpan rapi
Sumpah belati tak bertepi


3.      Kotak Dalang
Kotak hitammu
Yang tertelan abad
Kini pasrah bersimpuh noktah
Namun Kau tetap saja kearah simpang
Menanti kertas berhati dalang 


4.      Air Langit
Langkah tertatihmu sempat terhenti
Melirik langit yang masih biru
Dalam harap, kau menanti secangkir gerimis
Yang lantang, yang tegar, yang tiada ragu
Air langit mungkin sembuhkan luka
Yang terus didera perebutan kejam
Tercengkram dalam bendungan hina
Dan Terinjak oleh telapak anjing najis
Langkah tertatihmu melangkah lagi
Dan jatuh tanpa sembuh.


5.      Tak Surga Tak Hidup
Disudut malam itu. Kau rakus waktu. Mengantongi tak ragu yang tak kunjung finish. Mencoba mengalirkan dongeng surga bernafas lucifer. Desahmu meninju harapan. Akan merdeka di tengah dera. Gerakku berontak tak batu tak berdaya. Diam hanya satunya goa. Menuju surga bernafas kalpataru.  Jantungku masih memompa mantra. Namun juga tak sampai tak hidup.



Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "puisi langit"

Back To Top