1. Lumbricus terrestris
Sebongkah uranium terangkat
Globe masih berotasi
Anak-anak panah berpatroli pasrah
Cacing Lumbricus terrestris berdiri tentara
Mengutuk polisi
penjaga bendera
2. Sumpah Bocah
Terpantau kalimat sunyi
Terjungkir dalam tebing nasib
Bocah kumal mendarat letih
Menagisi ibunya yang tertawa
Terbawa om berkumis tadi
Dalam genggamnya tersimpan
rapi
Sumpah belati tak bertepi
3.
Kotak Dalang
Kotak
hitammu
Yang
tertelan abad
Kini
pasrah bersimpuh noktah
Namun
Kau tetap saja kearah simpang
Menanti
kertas berhati dalang
4. Air Langit
Langkah tertatihmu
sempat terhenti
Melirik langit yang masih biru
Dalam harap,
kau menanti secangkir
gerimis
Yang lantang, yang tegar, yang tiada
ragu
Air langit mungkin sembuhkan
luka
Yang terus didera perebutan kejam
Tercengkram dalam bendungan hina
Dan Terinjak oleh
telapak anjing
najis
Langkah tertatihmu
melangkah lagi
Dan jatuh tanpa
sembuh.
5. Tak Surga Tak Hidup
Disudut malam itu. Kau rakus waktu. Mengantongi tak ragu yang tak kunjung
finish. Mencoba mengalirkan dongeng surga bernafas lucifer. Desahmu meninju
harapan. Akan merdeka di tengah dera. Gerakku berontak tak batu tak berdaya.
Diam hanya satunya goa. Menuju surga bernafas kalpataru. Jantungku masih memompa mantra. Namun juga
tak sampai tak hidup.
0 Komentar untuk "puisi langit"