RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
04
Satuan Pendidikan : SMK Karya Nugraha Boyolali
Mata Pelajaran : Bahasa jawa
Kelas/semester : XI / 2
Materi Pokok :
Teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
Pembelajaran ke- : …..
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi
Inti (KI)
KI
1 Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 Memaham, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi
Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
KD 1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan mengamalkan
anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks eksposisi tentang seni
pertunjukan Jawa
KD 2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa melalui teks eksposisi tentang seni
pertunjukan Jawa
KD 3.4 Menelaah teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
Indikator
1. Siswa
mampu menelaah
teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
KD 4.4 Menanggapi isi, menulis, dan menyajikan teks eksposisi
tentang seni pertunjukan Jawa
Indikator
1. Siswa
mampu menanggapi
isi, menulis, dan menyajikan teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
C. Tujuan
Pembelajaran
KD 1.1 Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks eksposisi tentang
seni pertunjukan Jawa
KD 2.1 Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Jawa
melalui teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
KD 3.4 Setelah proses pembelajaran, siswa menelaah teks
eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
KD 4.4 Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menanggapi isi,
menulis, dan menyajikan teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
D. Materi
Pembelajaran
1.
Fakta
Kawruh teks eskposisi
tentang seni pertunjukan Jawa
2.
Konsep
a.
Pangertene
teks eskposisi babagan seni pertunjukan Jawa
b.
Jenis
seni pertunjukan Jawa
3.
Prinsip
a.
Struktur
dan kaidah teks eskposisi tentang seni pertunjukan Jawa
b.
Pitutur
luhur yang terdapat dalam unsur intrinsic dan ekstrisik teks eskposisi tentang
seni pertunjukan Jawa
4.
Prosedur
a.
Cara nulis lan tuladha teks eskposisi tentang seni pertunjukan Jawa
b.
Tuladha
seni pertunjukan Jawa
E. Pendekatan
dan Metode Pembelajaran
-
Pendekatan
: Scientific
-
Model Pembelajaan :
Inquiry, Project Based Learning, Discovery Learning
-
Metode
: inkuri, diskusi, praktek, penugasan
F. Media
dan Sumber Belajar
Media :
Laptop
Alat :
Teks
Eksposisi, LCD
Sumber Belajar :
1.
Widaryatmo,
Gandung dkk. 2013. Prigel Basa Jawa Jilid
1. Jakarta: Erlangga
2.
Sasangka,
Sry Satriya TW. 2011. Paramasastra Gagrag
Anyar Basa Jawa. Jakarta: Paramalingua
3.
Darminto,
dkk. 2010. Kamus Besar Bausastra Jawa. Jakarta:
Kharisma
G. Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
·
Siswa merespon salam dan
pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
·
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
·
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
·
Apersepsi dan Motivasi.
|
10
|
Kegiatan
Inti
|
Mengamati
· Menyimak video eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa dengan cermat
· mencermati struktur dan kaidah teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa
Menanya
· mempertanyakan struktur
dan kaidah teks eksposisi tentang seni
pertunjukan Jawa
· membuat
pertanyaan yang berhubungan dengan teks eksposisi
tentang seni pertunjukan Jawa
|
60’
|
Penutup
|
1. Siswa mengumpulkan tugas
materi yang telah dipelajari
2. Siswa merefleksi
penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan / rangkuman /
kesimpulan
3. Siswa mendengarkan arahan
guru tentangrencana
pembelajaran guru pada pertemuan yang akan datang
|
10’
|
Pertemuan 2
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
|
·
Siswa merespon salam dan
pertanyaan dari guru berhubungan dengan wacana eksposisi tentang seni
pertunjukan jawa
·
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
wacana eksposisi tentang seni pertunjukan jawa dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan
(wacana eksposisi tentang seni pertunjukan jawa)
·
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
·
Apersepsi dan
motivasi
· contoh teks wacana eksposisi tentang
seni pertunjukan jawa yang digunakan
sebagai stimulan dengan pertanyaan untuk memasuki kegiatan Inti
|
10 menit
|
kegiatan Inti
|
Mengeksplorasi
·
Siswa
mencoba mencari isi pokok dan pilihan kata wacana eksposisi tentang
seni pertunjukan jawa yang dikajinya dan membahasnya serta bertukar temuan bersama anggota
kelompok yang lain.
·
Menguraikan
isi pokok wacana dan pilihan kata (diksi)
wacana eksposisi tentang seni pertunjukan jawa dari naskah yang dikajinya untuk bahan
bahasan dengan kelompok lain
|
60 menit
|
Penutup
|
·
Bersama
siswa menyimpulkan .
·
Memberikan
tugas mencari contoh karya lain yang tergolong pada wacana eksposisi
·
Melaksanakan
tes
|
20 menit
|
Pertemuan 3
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
Kegiatan awal
|
·
Siswa
merespon salam dan mengondisikan kelas
·
Tanya jawab
tentang wacana eksposisi.
·
Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya wacana eksposisi tentang seni pertunjukan jawa dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan (wacana eksposisi tentang seni pertunjukan jawa).
·
Siswa
menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
·
Apersepsi
dan motivasi
|
10 menit
|
Kegiatan Inti
|
Mengasosiasi
·
Siswa
mencoba mengestimasi tentang wacana teks eksposisi mengacu pada konsep yang
dibahasnya.
·
Menyiapkan
deskripsi struktur tembang Pocung berdasarkan estimasi kelompoknya.
|
60 menit
|
Penutup
|
·
Bersama
siswa menyimpulkan .
·
Memberikan
tugas mencari contoh karya lain yang tergolong pada wacana eksposisi
·
Melaksanakan
tes
|
20 menit
|
Pertemuan 4
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
Kegiatan Awal
|
·
Siswa
merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas
·
Tanya jawab
tentang karakteristik tembang Pocung lama dan tembang Pocung baru.
·
Siswa
menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik
tembang Pocung lama dan tembang Pocung baru) dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
·
Siswa
menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
·
Tanya jawab
tentang kondisi anak muda (baik amanat yang diangkat dari tembang Pocung lama
maupun kehidupan anakn muda terkini) sebagai apersepsi dan bahan motivasi.
|
20 menit
|
Kegiatan Inti
|
Menyajikan
·
Mempresentasikan
tembang Pocung gubahannya secara lisan/tulisan dalam kelompoknya.
·
Mewakili
kelompoknya mempresentasikan tembang Pocung gubahannya secara lisan/tulisan
dalam kelas.
|
|
Penutup
|
·
Umpan balik
antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan perbedaan tembang Pocung
lama dan baru.
·
Mencari
karakteristik pada karya tembang Pocung lama dan tembang Pocung gubahan
siswa.
·
Menyajikan
salah satu tembang Pocung gubahan siswa sebagai wujud interpretasi dan
apresiasi.
·
Penilaian
performen, lisan, tulisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam
dan selama proses kegiatan inti.
|
20 menit
|
Soal tes lisan
1.
Crtiakna
seni pertunjukan Jawa kang kok ngreteni ing dhaerahmu?
2.
Apa
kang kok ngreteni makna kang kamot ing teks
eksposisi babagan seni pertunjukan Jawa?
3.
Aweha
panemu tumrap andharan teks eksposisi babagan
seni pertunjukan Jawa kang dijlentrehake dening kancamu!
No
|
Nama Siswa
|
Kinerja Presentasi
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
||
kelancaran
|
Kebahasaan
|
sistematis
|
||||
1.
1
|
||||||
2
|
||||||
2.
3
|
||||||
3.
4
|
||||||
4.
5
|
Keterangan
pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
Soal tes tertulis
4.
Gaweya
teks eksposisi babagan seni pertunjukan
Jawa!
No
|
Nama
|
Keaslian
(1-5)
|
Diksi
(1-5)
|
Keruntutan
(1-5)
|
Isi
(1-5)
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
4
|
|||||
5
|
Ket :
1 : tidak baik : 1 –
4
2 : cukup baik : 5 – 10
3 : baik :
11 – 15
4 : sangat baik : 16 – 20
Kunci soal
1.
Kawicaksanan
4. Kawicaksanan
2.
Kawicaksanan
3.
Kawicaksanan
WACANA EKSPOSISI (NYERITAKAKE PROSES)
Wacana eksposisi yaiku maparake, njlentrehake (
menjelaskan), ngaturake informasi, ngajarake lan nerangake sawijining bab
supaya pamaos bisa nampa utawa narima. Wacana eksposisi adate digunakake kanggo
mbabarake pengetahuan / ilmu, definisi, pengertian, langkah - langkah sawijining
kagiyatan, metode, cara, lan proses dumadine sawijining prastawa utawa bab.
tuladhane upamane carane gawe sabuk saka kulit, tas kulit,
Sajroing wacana eksposisi dibeberake anane analisa proses nganggo cara narasi. Narasai kang mengkono mau diarani narasi ekspositoris/ narasi teknis, awit ancas kang tinuju titise katrangan ngenani sawijining prastawa kang dibeberake. carane gawe tahu lan sapanunggalane.
Sajroing wacana eksposisi dibeberake anane analisa proses nganggo cara narasi. Narasai kang mengkono mau diarani narasi ekspositoris/ narasi teknis, awit ancas kang tinuju titise katrangan ngenani sawijining prastawa kang dibeberake. carane gawe tahu lan sapanunggalane.
Tuladha wacan
eksposisi
Carane Gawe Wayang Kulit
Pagelaran wayang kulit minangka tontonan lan tuntunan. Nganti
saiki isih disenengi wong akeh. Siyaran wayang kulit meh saben dina bisa
dirungokake ing radhio genti-genten. Luwih-luwih saiki televisi ing saben malem
Minggu uga nyiarake wayang kulit, genten-genten karo wayang golek. Iku pancen
nuduhake yen wayang isih dadi tontonan kan nemsemake.
Wayang kulit digawe saka walulang utawa kulit kewan.
Bisa walulang sapi, kebo, wedhus utawa liyane.
Sadurunge digawe wayang, walulang luwih dhisik kudu dipepe nganti garing
ing gawangan. Gawangan iki digawe saka kayu. Gunane kanggo menthang supaya amba
lan rata.
Walulang kang wis dipepe garing ing gawangan nuli
diresiki wulune nganggo pangot. Pangot iki kanggo ngerok wulu nganti resik
babar pisan. Yen wis resik banjur dirempelas supaya sisa-sisaning wulu
entek gusis. Walulang nganti katon
bening kaya kaca. Iku ateges walulange wis mateng utawa siap digarap dadi
wayang.
Walulang kang wis mateng mau nuli digambari wayang
nganggo piranti kang diarani corekan. Gambar ing walulang mau minangka pola
kang sabanjure ditatah. Anggone natah ditumpangake ing pandukan. Pandukan iku
kayu kandel tur amba kanggo tatakan natah wayang. Ing sandhuwuring walulang
diwenehi tindhih sing bobote kira-kira rong kilo.
Gunane kanggo nindhihi walulang supaya ora mlesa-mlese.
Carane ngempakake tatah sarana dithuthuk nganggo
gandhen. Tatahe ana warna-warna, yaiku tatah bedhahan, tatah unton-unton, tatah
tantrenan, tatah tatasan.
Kang luwih dhisik ditatah yaiku perangan ngarep,
mandhuwur tekan ing praen, kang pungkasan yaiku natah perangan mata.
Sawise ditatah kabeh, pakaryan sabanjure yaiku
nyungging. Nyungging utawa nggambari nganggo warna kang cocok.
- Warna putih digawe saka glepung balung dicampur ancur.
- Warna kuning digawe saka watu atal.
- Warna biru digawe saka nila werdi.
- Warna ireng digawe saka langes utawa kukus lampu.
- Warna abang digawe saka gincu abang.
Kanggo campuran, diwenehi landha jangkang lan ancur
garing. Sabanjure wayang disungging
luwih dhisik diolesi warna putih minangka dhasar. Lagi kena disungging
manut warna kang cocok.
Yen nyungging wis rampung, kareben katon gilap kudu
diwenehi prada. Supaya wayange luwih bregas kudu dicawi. Cawi yaiku paes arupa
garis-garis alus banget kaya sawut. Lumrahe cawi nganggo warna ireng. Yen
perangan sing ora dicawi kudu didrenjemi. Drenjem yaiku corek arupa titik-titik
ireng kaya bathik cuwiri, wayange sangsaya katon ngremit.
Pakaryan kang pungkasan yaiku masangi cempurit. Cempurit
iku garan wayang supaya bisa diobahake
ana ing pagelaran.
Kapethik saka:
Mustika basa Jawa
Isinana ceceg-ceceg iki nganggo tembung kang mathuk
kang kapacak ing sandhinge!
a) Pagelaran ………………. nganti saiki isih disenengi wong akeh.
b) Siaran wayang kulit meh saben
dina isa ………………. Ing radhio.
c) Luwih-luwih saiki tv saben malem minggu …………… …… wayang kulit.
d) …………………… ateges isa dadi paugeran.
e) Gawangan digawe saka ………………..
f) Piranti kanggo ngerok wulu nganti resik diarani ………………………
g) Piranti kanggo nggambar wayang ing walulang diarani ……………………..
h) Kayu kandel tur amba kanggo tatakan natah wayang diarani ………………..
i)
Paes arupa garis-garis alus banget
kaya sawut diarani ………………………….
j)
Warna ireng digawe saka
…………………..
k) Warna abang digawe saka ………………
1.kayu 2.pandukan 3.Wayang kulit 4.nyiyarake
5.dirungokake 6.tuntunan 7.pangot 8.langes
9.corekan 10.cawi 11.gincu 12.tontonan
1. Wacan iku ringkesen nganggo basamu dhewe!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Rembugen karo kanca sabangkumu!
a. Piranti apa wae kang dienggo gawe wayang?
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
b. Tatah iku ana warna-warna, aranana siji lan sijine!
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
c. Aranana warna kan dienggo nyungging!
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
d. Apa bedane cawi karo drenjem?
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
e. Saka bahan apa wae sing bisa digunakake kanggo menehi warna wayang?
Wangsulan : …………………………………………………………………………………
3. Apa karepe tembung-tembug ing ngisor iki?
a) Nengsemake
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
b) Piranti
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
c) Mlesa-mlese
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
d) Pungkasan
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
e) Prada
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
f) Paes
Wangsulan :
…………………………………………………………………………………
LAMPIRAN
Purwa tegese
wiwitan, kanthi tegese gandheng. Purwakanthi yaiku runtute swara ing
ukara, wanda utawa tembung kang kapisan nggandheng wanda utawa tembung ing
saburine.
Tuladha
:
Kudu jujur yen kowe kepingin
makmur.
Ana dina ana upa, ana awan
ana pangan
Ing ukara kasebut ana swara kang runtut saengga kepenak
dirungokake yaiku swara “ur”. Ana ing ukara kapindho ana swara kang runtut
yaiku swara “a” lan swara “ an”.
Purwakanthi ana werna telu yaiku :
a.
Purwakanthi guru swara: yaiku
purwakanthi kang runtut swarane.
Tuladha:
Watake putri kudu gemi, nastiti, lan
ngati-ati
Gliyak-gliyak tumindak, alon-alon
waton kelakon
Yen gelem obah bakal mamah
b.
Purwakanthi guru sastra : yaiku
purwakanthi kang runtut sastrane utawa tulisane.
Tuladha:
Para mudha kudu nduweni watak tata
titi tatag tutug lan tanggon.
Dhasare wong jejodhoan yaiku bobot,
bibit, bebed.
Sluman slumun slamet.
c.
Purwakanthi lumaksita utawa ana sing
ngarani purwakanthi guru basa : yaiku purwakanthi sing tembunge ing ukara
sadurunge dibaleni maneh ing ukara candhake. Tembung guru ing kene tegese
paugeran utawa pathokan. Purwakanthi guru swara ateges purwakanthi kang nganggo
pathokan swara.
Tuladha :
Carang wreksa, wreksa wilis tanpa
patra. Nora gampang wong urip neng alam donya.
Witing klapa, klapa mudha saupama.
Salugune mung mardi reh raharja.
Begja-begjane kang lali, isih begja
kang eling lawan waspada.
2.
Parikan
Parikan yaiku tetembungan utawa unen-unen kang nduweni pathokan utawa
paugeran ajeg. Tembunge liya parikan iku rerangkening tembung kang awewaton
gunggunging wanda, runtuting swara (vokal), lan nganggo pathokan pambuka sarta
tundhone isi dadi bakuning karep (maksud). Ing piwulang basa Indonesia parikan
iku diarani pantun.Ciri-cirine :
a. Cacahe wanda ukara sepisan, kudu padha karo ukara kapindho.
b. Ukara kang ngarep mung kanggo bebuka, dene ukara sabanjure minangka
isi (wose).
c. Tibaning swara ukara sepisan, kudu padha karo ukara kapindho.
d. Parikan bisa kedadeyan saka rong gatra, nanging uga bisa patang
gatra.
e. Bisa kedadeyan saka patang wanda saben sagatra lan uga bisa
kedadeyan saka wolung wanda saben Sagatra.
Tuladhane :
1. Parikan kedadeyan saka rong gatra.
Wajik
klethik, gula jawa.
Kalah
dhisik, ora papa.
Kutha
Kendhal, kali wungu.
Ajar
kenal, karo aku
Ngasah
arit, nganti landhep.
Dadi
murid, kudu sregep.
2. Parikan kang kedadeyan saka patang gatra.
Bibi Surip tuku klobot,
Pethuk encik tawa roti.
Uwong urip pancen abot,
Mula becik ngati-ati.
Jangan
kacang jangan kara,
Kaduk
uyah kurang gula.
Piwelingku
mring pra mudha,
Aja
wedi ing rekasa.
3.
Wangsalan
Wangsalan yaiku unen-unen utawa tetembungan sing saemper cangkriman, nanging
batangane (wangsulane) wis dikandhakake. Mung anggone ngandhakake ora kanthi
melok, jelas utawa cetha, nanging sarana disebutake sawanda utawa
luwih.Wangsalan ana kang gampang ditegesi, nanging uga ana kang kudu njlimet
anggone nggoleki karep kang saknyatane.
Tuladhane :
(1).
Jenang gula, kowe aja lali
(2).
Njanur gunung, kadingaren kok wis rawuh
(3).
Jangan gori, nganti judheg anggonku ngrasakake
Pratelan ing ndhuwur bisa diarani
wangsalan, amarga nitik saka ukarane wis ana wangsulan tumrap cangkriman kang
dikarepake, yaiku (1) jenang gula iku
arane glali, mula bisa dadi tembung lali, (2) janur gunung iku arane aren,
mula bisa dadi tembung kadingaren,
(3) jangan gori iku arane gudheg mula bisa dadi tembung judheg.
4.
Basa rinengga
Basa rinengga yaiku basa kang kalebu susastra
rinacik mawa basa kang endah. Endahing karangan kasawung sarana isi kang narik
kawigaten lan nyenengake, sarta basa kang edi peni. Edi penining basa
warna-warna, lan katon manawa diucapake. Racikaning basa kang edi peni karana
rinengga-rengga lan warna-warna rerengganing basa. Kajaba marga endahing basa,
karangan katon endah marga becik pangrakite, laras pangrumpakane. Iku katon ing
prakara runtut lan mathis panataning tembung lan ukarane. Endahing karangan
marga cocog pamilihing tembung.
Upamane, bab anggone
migunakake tembung camboran, dasanamaning tembung. Luwih-luwih bab pamilihing
tembung lan kridhaning swara ing sajroning ukara. Kadhang kala endahing
karangan utawa rumpakan karana mathis pamilihing busananing basa. Upamane, bab
pangraciking swara lan pangrakiting tembung. Ing istilah Jawa ana kang ingaran
purwakanthi.
Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
No
|
Nama
|
Kejujuran
|
Kedisiplinan
|
Tg.jawab
|
Santun
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
4
|
|||||
5
|
Ket :
Siswa yang jujur,
disiplin, bertanggung jawab, dan bersikap santun : 1
Siswa yang tidak jujur,
disiplin, bertanggung jawab, dan bersikap santun : 0
Nilai 4 = Sangat baik, 3= baik, 2 = cukup baik, 0-1 =
kurang
Penilaian Hasil
- Teknik : Tes Lisan, Produk,
dan Kinerja
- Bentuk : Penugasan menulis
dan membaca teks eksposisi tentang seni
pertunjukan Jawa
- Instrumen : Tes dan
Nontes
Kunci dan Pedoman penskoran
LEMBAR KERJA SISWA
I.
Ing ngsior iki ana wangsulan sing bener, pilihen!
1.
Sanajan
jaman wis ora karu-karuwan kaya mangkene iki aja nganti katut marang pambujuk
kang bakal nyilakani. Amarga yen wis ana ing madyaning cecongkrahan wong eling
kang bakal bisa ngendhaleni dhiri. Pratelan kasebut padha karo ….
a.
Watake putri kudu gemi, nastiti, lan ngati-ati
b.
Gliyak-gliyak tumindak, alon-alon waton kelakon
c.
Yen gelem obah bakal mamah
d.
Begja-begjane kang lali, isih begja kang eling lawan
waspada.
e.
Sluman slumun slamet.
2. Saiki ing ngendi papan iku
bakuni ora kena bebendu lan pepalang, Mula tansah eling mring Gusti. Saben aku
arep lunga menyang ngendi-endi supaya ora ana alangan apa-apa aku ngucap ….
a.
Watake putri kudu gemi, nastiti, lan ngati-ati
b.
Gliyak-gliyak tumindak, alon-alon waton kelakon
c.
Yen gelem obah bakal mamah
d.
Begja-begjane kang lali, isih begja kang eling lawan
waspada.
e.
Sluman slumun slamet.
3.
Tetembungan
utawa unen-unen kang nduweni pathokan utawa paugeran ajeg, diarani ……
a.
Paribasan d. parikan
b.
Unen-unen e. wangsalan
c.
Cangkriman
4. Ing ngisor iki titikane
parikan, kajaba……
a. cacahe wanda ukara sepisan, kudu padha karo ukara kapindho.
b. ukara kang ngarep mung kanggo bebuka, dene ukara sabanjure minangka
isi (wose).
c. cacahe larik bebas.
d. parikan bisa kedadeyan saka rong gatra, nanging uga bisa patang
gatra.
e. bisa kedadeyan saka patang wanda saben sagatra lan uga bisa
kedadeyan saka wolung wanda saben sagatra
5.
Parikan iki tutugna! Nyangking
ember kiwa tengen, ……
a. dadi murid kudu pinter
b. lungguh jejer nggo tamba kangen
c. luwih becik sing prasaja
d. wong urip aja neka-neka
e. mumpung enom sregep makarya
II.
Essay
1.
Jlentrehna
apa kang diarani wacana eksposisi iku!
2.
Gaweya
saparagraf eksposisi?
Boyolali, i 2014
Kepala Sekolah Guru Mata
Pelajaran
Sarbiyanto, S.Pd Bisri Nuryadi,
S.Pd
INTERMEZO :
Foto-foto Wanita cantik, manis dan sholehah
Kumpulan foto-foto Motor Unik Dunia
Adegan lucu para bintang sepak bola dunia
Foto-foto Wanita cantik, manis dan sholehah
Kumpulan foto-foto Motor Unik Dunia
Adegan lucu para bintang sepak bola dunia
0 Komentar untuk "RPP Bahasa Jawa SMA/SMK/MA Teks eksposisi tentang seni pertunjukan Jawa"