30X DIMUAT AH TENANE SOLOPOS DAPAT 2.250.000,-

Wednesday

Awalnya aku hanya mencoba menulis cerita pengalaman sederhana. Cerita pengalaman yang aku dapat dari keseharian. Akhirnya aku berniat mengirimkannya ke Solopos. Melalui email ; redaksi@solopos.co.id 

Dalam subyek aku tuliskan "Pengajuan Cerita untuk Ah Tenane" begitu juga dengan isi emailnya. Untuk tulisannya aku lampirkan. tidak lupa di bawah cerita aku tuliskan nama dan alamat. Bisa jua diberikan pula no, rekening. Namun aku tidak, karena kalau dimuat, seminggu sesudahnya aku mengambil honor di kantor Solopos yang terletak di utara gapura makutharama. Kampus UMS ke utara. Jika dimuat kita akan dapat honor 75 ribu rupiah. Jika kita mengambilnya di kantor, dengan syarat foto copy KTP. Seminggu sesudah pemuatan.

Kita bisa mengecek tulisan ah tenane di google dengan mengetik, epaper solopos. akan ada gambar koran solopos hari itu. dan selalu update setiap hari. Judul dan gambar John Koplo akan kelihatan di pojok bawah. 

Ternyata harus perlu menyoba mengirmkannya jika ingin dimuat. dan tentunya juga harus selalu membaca cerita-cerita yang dimuat. di internet banyak, tidak harus susah-susah mencarinya.

Pengalaman aku pernah mencoba sebelas kali mengirmkannya namun tidak pernah dimuat. kiriman ke 12 baru dimuat. panjang tulisan maksimal 1.500 karakter. 

ini sekedar contoh tulisanku yang dimuat.

Tragedi Semut Jepang

Produk bisnis itu harus praktis, bermanfaat dan memberikan solusi.  Teori itulah yang membuat John Koplo, warga Karanganyar ini menjajal ternak Semut jepang, yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Lima toples semut Jepangpun telah berada dirumahnya. Pengalaman yang membuat dirinya kesalpun terjadi beberapa pekan yang lalu, saat makani semutnya di ruang tamu.

Saat itu dari belakang, istrinya, Lady Cempluk mbengok, “Mas. Tulung tukokna sabun kumbahan.”

Tidak mau kena marah istinya maka ia segera bergegas ke toko kelontong. Beberapa saat Koplo keluar rumah, seperti biasa mertua Koplo, Nikole yang rumahnya tidak jauh dari situ datang.

Melihat barang-barang yang dirasa tidak enak dipandang, maka dengan Pedenya Nikole mengambil toples tersebut. Saat Koplo sampai rumah dan melihat barangnya sudah tidak ada ia segera tanya ke istrinya.

“Bu, Toples semut mbok kekne ngendi?” Tanya Koplo.

Belum sempat menjawab, mertuanya langsung nyaut,”Wis tak resiki, Plo. Njijik-njijiki, kaya ngono diwenehke ruang tamu.”

“Njijiki pripun, Bu?” Tanya Koplo kaget.

“Lha rotine wis dirubung semut karo uret. Ya tak buang ke tempat sampah.” Jelas Nikole.

Bagai disambar listrik, Koplo menjelaskan dengan tergopoh-gopoh menuju tempat sampah, “Ya ampun, Bu. Niku sanes roti, tapi ragi tempe pakan semut Jepang. Yang uret itu anaknya.”

Mertuanya yang belum paham penjelasan Koplo hanya bengong saja. Sementara itu istrinya, Cempluk hanya bisa ngakak di belakang rumah mendengar percakapan mereka. Ealahh...

Bisri Nuryadi

Bolon, Rt 004/Rw 002. Kec. Colomadu

Kab. Karangnyar

Share :

Facebook Twitter Google+