Aksara Jawa metode KUPESAN CINTA

Belajar Aksara Jawa metode KUPESAN CINTA

Salah satu kenangan di sekolah dasar dalam pelajaran bahasa Jawa adalah materi aksara Jawa. Mungkin ini juga dialami banyak siswa lainnya. Entah mengapa saat materi tersebut aku susah sekali untuk menghafalkan aksara Jawa yang berjumlah 20. Itu hanya untuk jumlah huruf dasarnya saja, atau yang disebut dengan aksara legena yaitu dari aksara ha sampai aksara nga. 

Jika untuk menghafal sandhangan seperti suku(u), wulu(i), pepet(e), atau taling tarung(o) mungkin aku sedikit mengerti. Namun jika sudah masuk kedalam pasangan aksara Jawa, haduh.. bisa pusing kepala. Atau Cumleng bahasa Jawanya. Padahal pasangan aksara Jawa ini mutlak digunakan dalam aksara jawa itu sendiri. 

Untuk pasangan aksara Jawa digunakan jika huruf konsonan(mati) bertemu huruf konsonan. Padahalkan banyak kata-kata yang yang pasti menggunakan konsonan ketemu dengan konsonan?
Semisal kata “Cinta” jika ditulis menggunakan aksara Jawa pasti akan menggunakan pasangan. Karena huruf “n” bertemu dengan huruf “t”, yang keduanya merupakan huruf konsonan. Jika diuraikan seperti ini.

Huruf kedua “na” harus mati dan di baca “n” karena ada pasangan “ta”. Dan pasangan “ta” itu tetap dibaca “ta”. Ini yang menjadi banyak kekeliruan oleh para siswa di sekolah. 

Jika kita tidak mengetahui pasangan dalam aksara Jawa maka kitapun hanya bisa menulis kata-kata yang stagnan saja. Semisal sapi, susu, sasa, susi, lala, lili, lulu, mati, babi, kali, dan masih banyak lagi. 

Entah mengapa waktu menginjak SMP aku belum juga hafal yang namanya pasangan aksara Jawa itu. Jangankan pasangan aksara jawa, huruf jawa yang disebut aksara legena berjumlah 20 itu saja aku belum bisa menghafalkannya hingga jenjang SMA. Ya ampuunnn.. Yang salah aku atau aksara Jawanya sih?

Mencoba otak-atik aksara Jawa siapa tau dengan metode ini bisa sedikit membantu. Seperti dalam Jawa, yang sukanya mencocok-cocokan atau istilah lainnya othak-athik gathuk. 

Untuk judulnya aku beri nama metode “Kupesan Cinta”. Singkatanya adalah “Kumpulan penghafal sandi. Carakan iku nudhuhake tresna adiluhung.” Kok bisa?

Uraiannya seperti ini. 

KUMPULAN PENGHAFAL SANDI 
Carakan Iku Nudhuhake Tresna Adiluhung 

Heeeee… 

Mari kita mulai dari awal


1.huruf ca

Kita lihat lingkaran diatas. Aksara Jawa “ca” samping kanan atas seperti kepala burung elang dan paruhnya. Paruh dalam bahasa Jawa disebut “cucuk”. Jadi untuk menghafalkan, huruf “ca” itu ada cucuknya.

Kata “Cucuk” bisa mengingatkan kita akan nama huruf itu yaitu “ca”. jangan sampai keliru, aksara “wa” juga ada cucuknya lhoo…

Cukup mudah kan? Kita baru menghafal satu huruf. Kita lanjutkan huruf yang lainnya.


 2. Huruf “ra”
Dalam gambar terlihat huruf ”ra”. Di lingkaran menunjukan bahwa garis itu jika dicerminkan kearah depan akan membentuk seperti huruf “r”. Coba dilihat lagi. Iyakan benar? Tolong cek lagi. 

Pasti kita semua menganggap seperti itu. Jadi untuk menghafal huruf”ra” sangat mudah, yaitu dengan mengenali garis awal “ra” yang jika dipantulkan dengan cermin seperti huruf “r”. Jadi “r” di baca “ra”. Mudah binggiiittt….


3. Huruf “ta”

Diatas adalah huruf “ta”. Dalam lingkaran terlihat huruf yang menyerupai “s”. Cobo dimatke sing tenanan. Iyo to? Untuk menghafalkan aksara “ta” kita harus tau kata kuncinya, yaitu “Soto”. Soto…soto…soto…soto… soto adalah makanan yang lezat, apalagi soto sapi??? @#$%*^%$#@!

Bukan itu maksudnya!!!

Maksudku, jika ada aksara Jawa yang ditengah-tengahnya seperti huruf “s” maka di baca “ta” (jika diucapkan “to”) masuk akal to? Ada huruf “s” dibaca “t”. soto…soto…soto…soto…


4. huruf “ma”

Tanpa dimatke sing tenanan pasti semua sudah tahu bahwa ditenah-tengah aksara itu ada huruf yang membentuk “m” namun miring. Jika itu dibalik, benar-benar akan menjadi huruf “m”. 

Jadi gampang saja, tanpa dijelaskan berbelit-belit kita pasti segera hafal. Bahwa aksara yang ada huruf seperti “m” di balik maka di baca dengan “ma”.


5. huruf “ga”

Jangan sampai keliru dengan aksara “ma”. Untuk aksara “ga” benar-benar membentuk persis huruf “m”. untuk aksara ini aku menamakannya dengan sebutan “MOMO GEISHA”. Horok Kok isoh?
Yo sak karepku to?

“Momo Geisha” adalah gabungan dua kata. Huruf awal di kedua kata itu “M dan G”. jadi kita bisa mengingat bahwa aksara Jawa yang persis dengan huruf “m” kita bisa membacanya dengan “Ga”. Karena kata sandinya adalah “Momo Geisha”. M-G. Begituh…


Coba kita hafal-hafal dulu kelima aksara Jawa tadi. Sopo ngerti awake dhewe wis apal tenan.
Segitu dulu ya untuk belajar aksara Jawa dengan metode Kupesan Cinta. Semoga bisa sedikit membantu teman-teman yang kesulitan menghafal aksara Jawa.  Kapan-kapan disambung lagi. Ni dah malam. Aku pulang dulu. Ting tong… 


Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Aksara Jawa metode KUPESAN CINTA"

Back To Top