Saya baru ngeh, ternyata tulisan itu mahal harganya. Dari sewaktu mahasiswa yang hidup serba sederhana, ternyata di dalam keseharian mahasiswa di kampus itu banyak sekali program-program yang mendatangkan rejeki. Salah satunya adalah PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa. Setelah lolos PKM-M, PKM-K maka saya di suruh pembimbing untuk membuat PKM-AI /Artikel Ilmiah.
Dengan kerjasama antar teman dan tim dengan arahan petunjuk pembimbing, maka kamipun lolos seleksi Dirjen Dikti dan mendapatkan uang sebesar 3 juta. uang yang sangat fantastis disaat kami menginjak mahasiswa.
Bagi teman-teman yang inign membaca atau mempelajarinya, bisa membacanya di bawah ini.
JUDUL
PEMBELAJARAN
AKSARA JAWA
MELALUI METODE IQRO’
Bisri Nuryadi, Khoirul Bariyyah N., Amelia Nurul Azizah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, FKIP,
Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jl. Letjen Sujono Humardani No.1,
Sukoharjo 57521.
ABSTRAK
Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.895.5/01/2005 tentang kurikulum
mata pelajaran bahasa Jawa yang wajib dilaksanakan di semua jenjang sekolah di
Provinsi Jawa Tengah mulai tahun ajaran 2005/2006, berujung banyak ditemukannya siswa yang kesulitan
belajar bahasa Jawa, khususnya aksara (huruf)
Jawa di beberapa sekolah, salah satunya SD Negeri 02 Jombor, Kec. Bendosari,
Kab. Sukoharjo. Tujuan kegiatan PKM-M ini, untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis aksara Jawa oleh siswa SD
Negeri 02 Jombor. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran aksara Jawa ini, melalui sebuah metode
pembelajaran seperti halnya belajar
huruf Arab (Iqro’) dengan materi
jilid I, II, III dan IV. Materi pembelajaran bersumber dari buku modul/panduan
belajar aksara Jawa yang penulis susun.
Sedangkan setiap akhir jilid, siswa diberi tes evaluasi dengan batas kelulusan
6,00 (enam koma nol nol). Hasil kegiatan menunjukkan, nilai rata-rata
siswa saat pre-test adalah 2,28 dan nilai rata-rata siswa pada post-test adalah 7,42 atau terjadi peningkatan
225%. Pada persentase kelulusan siswa tiap jilid, hasilnya adalah jilid
I:94,5%; jilid II:78,3%; jilid III:54% dan jilid IV:27%. Kegiatan ini
disimpulkan, kemampuan membaca dan menulis aksara
Jawa siswa SD Negeri 02 Jombor mengalami peningkatan 225%, setelah menjalani
bimbingan belajar aksara Jawa melalui
metode belajar Iqro’.
Kata
kunci: Iqro, aksara Jawa dan metode
belajar.
The Central Java Governor decree NO.895.5/01/2005 about Javanese curriculum that must be done in all of the school grade in Central Java started from academic year 2005 / 2006 as found that many students face difficulties in studying Javanese, especially Javanese Script, in several school, for example, SD Negeri 2 Jombor Bendosari subdistrict , Sukoharjo regency. The aim of this research is to improve the students of SD Negeri 2 Jombor, Bendosari subdistrict, Sukoharjo regency ability in reading and writing Javanese Script. The method applied in Javanese Script learning process is by using a method to learn Arabic Script (Iqro’) though step I, II, III, and IV. The materials are from hand out learning Javanese Script which the writer arranged. More over, in the end of step there is evaluation test with passing grade 6,00 (si point zero zero). The result shows the students avarage score in pre-test is 2,28 and post-test is 7,42, there is improvement 225% The students graduation precentages perstep are step I : 94,5 %, step II : 78,3 %, step III : 54%, and step IV : 27 %. From this, it can be concluded that the students ability of SD Negeri 2 Jombor in reading and writing Javanese Script improve 225 % after joining Javanese Script learning by using Iqro’ learning method.
Key words = Iqro’, Javanese Script, and
Learning Method
PENDAHULUAN
Dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
No.895.5/01/2005 dinyatakan kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa wajib
dilaksanakan disemua jenjang sekolah di Provinsi Jawa Tengah mulai tahun ajaran
2005/2006 untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB dan SMA/ SMK/MA/SMALB baik sekolah
negeri maupun swasta. Kurikulum tersebut ditetapkan dan diberlakukan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Tengah, terutama dalam upaya
penanaman nilai-nilai budi pekerti dan sebagai salah satu bentuk pelestarian
budaya bangsa (1).
Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini
banyak ditemui siswa yang merasa kesulitan belajar bahasa Jawa, terutama dalam
hal pelajaran aksara Jawa. Berdasar
hasil data yang kami kumpulkan disalah satu Sekolah Dasar di tengah-tengah ibu
kota Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di SD Negeri 02 Jombor, kelurahan Jombor,
kecamatan Bendosari, kabupaten Sukoharjo. Ditemukan nilai rata-rata mata
pelajaran bahasa Jawa adalah sebagai berikut: kelas I:6,5 ; kelas II:6,8 ;
kelas III: 6,8 ; kelas IV:6,8 ; kelas V:6,5 dan kelas V:6,5. Nilai tersebut
salah satunya didukung oleh sub mata pelajaran aksara Jawa.
Aksara Jawa
adalah salah satu budaya adi luhung
(tinggi keluhurannya) yang berupa sistem tanda grafis yang disebut aksara. Salah satu aksara yang hingga kini masih digunakan ialah aksara jawa (2). Bentuk aksara dan seni pembuatannya-pun menjadi
suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Secara politis,
pelestarian itu bertujuan untuk memfungsikan kembali aksara jawa dalam dunia
baca tulis seperti yang ditekankan dalam keputusan Kongres Bahasa Jawa l bahwa
huruf jawa harus dperkenalkan kepada para peserta didik (2). Tetapi dibalik itu
semua banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mempelajari aksara jawa. Bahkan hampir semua orang
Jawa mengalami kesulitan membaca dan menulis huruf Jawa. Akibatnya berkembang
rumor yang menyatakan orang Jawa sendiri tidak dapat membaca dan menulis huruf
Jawa, apalagi orang lain (3).
Atas dasar itu perlu adanya suatu gagasan
untuk membantu memecahkan masalah tersebut berupa pemanfaatkan media
pembelajaran yang tepat. Media
Pembelajaran merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi yang berisi tujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (4).
Maka solusinya melalui sebuah proses
pembelajaran aksara Jawa yang praktis
dan sederhana untuk diterapkan pada anak-anak, seperti halnya belajar iqro’ (huruf Arab), karena keduanya
mempunyai karakter yang sama yaitu tanda grafis berbentuk huruf selain huruf
latin. Pelaksanaan kegiatan ini terkesan sangat sederhana, tapi justru dari
kesederhanaan itulah metode ini efektif (5). Pembelajaran ini menggunakan
tingkatan jilid, Jilid-jilid tersebut disusun berdasarkan urutan dan tertib
materi yang harus dilalui secara bertahap oleh masing-masing anak, sehinnga
jilid 2 adalah kelanjutan jilid 1, jilid 3 adalah merupakan kelanjutan jilid 2,
demikian seterusnya sampai selesai jilid 6 (6). Metode belajar Iqro’ yang
diterapkan pada proses belajar aksara
jawa atau disebut “Iqro Jawa” terdiri dari empat jilid dengan
susunan aksara Jawa yang tersusun
dari jilid I, II, III dan IV.
TUJUAN
Untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran bahasa jawa melalui peningkatan nilai pada sub materi aksara jawa.
Daftar isi Proposal PKM-ku Lolos DIKTI dan PIMNAS yang lain :
- Proposal PKM-Pengabdian Masyarakat. Sederhana Lolos DITJEN DIKTI Cair 7,3 juta.
- Proposal PKM-Kewirausahaan lolos DITJEN DIKTI. Lanjutan dari PKM-M Cair 5,6 juta.
- Proposal PKM-Kewirausahaan lolos DITJEN DIKTI dan PIMNAS, Membuat kamus bergambar 3 Bahasa. Cair 9,5 juta.
- Proposal PKM-Artikel Ilmiah. Lolos DITJEN DIKTI. Cair 3 juta tanpa pelaksanaan.
METODE
Metode mengajar merupakan cara-cara/teknik yang digunakan dalam mengajar, misalnya ceramah, tanya jawab, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, eksperimen dan sebagainya (7).
Pembelajaran dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Jombor kec. Bendosari Kab. Sukoharjo yang di praktekkan pada siswa kelas 4 dan 6 dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa, dilaksanakan selama 3 bulan . Dengan jadwal masuk 2X dalam seminggu, yaitu hari selasa dan kamis pada pukul 14.30 WIB. sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Dalam proses kegiatan belajar mengajarnya, dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 1. Skenario Pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Kegitan Tutor
|
Metode
|
Waktu
|
1
|
Pra pembelajaran
|
Mengabsen siswa
|
Memanggil nama siswa
|
5 menit
|
2
|
Pembukaan
|
Menyampaikan tujuan bimbingan
|
Ceramah
|
10 menit
|
3
|
Kegiatan inti
|
Membimbing siswasecara bertahap dalam mempelajari aksara Jawa
|
Membaca dan menulis aksara Jawa
|
50 menit
|
4
|
Evaluasi
|
Memberikan tes kepada siswa
|
Tes baca tulis aksara Jawa
|
15 menit
|
5
|
Penutup
|
motivasi dan nasehat
|
Ceramah
|
10 menit
|
Bahan ajar proses pembelajaran ini menggunakan buku “Cara Praktis Belajar Aksara Jawa Melalui Metode Belajar Iqro’” yang pernah didanai oleh DP2M (Derektorat Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat) Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Modul buku pangajaran
Modul pengajaran terdiri dari 4 jilid, rinciannya adalah sebagai berikut. Jilid I menerapkan pembelajaran huruf awal aksara Jawa yang berjumlah 20 aksara yang belum mendapatkan tambahan apapun (aksara legena) dan angka Jawa dari angka 0 sampai 9. Aksara tersebut adalah ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha dan nga. Sebagai contoh untuk halaman pertama hanya memuat 2 huruf/aksara saja, yaitu ha dan na. Dengan perincian sebagai berikut; ha-na, ha-na-ha_na-ha-na, na-ha-ha_ha-na-na, na-na-ha_ha-ha-na, na-ha-na_ha-na-ha, ha-na-na_na-ha-ha, ha-na_ha-na. Untuk halaman berikutnya ditambahkan 1 huruf dengan mengaitkan huruf yang sudah dipelajari pada halaman sebelumnya, begitu juga dengan seterusnya. Jilid II menerapkan sandangan aksara Jawa. Sandangan aksara Jawa tersebut meliputi : wulu (i), taling (é/è), taling tarung (o), pepet (e), suku (u), layar (r), wignyan (h), cecak (ng), cakra (...ra), cakra keret (...re), pengkal (...ya), dirga muré (ai), dirga mutak (eu), pangkon (mematikan aksara untuk mendapatkan huruf konsonan). Seperti halnya pada jilid 1, jilid 2 dalam mempelajari sandhangan aksara jawa juga mengaitkan dari halaman sebelumnya dengan halaman berikutnya secara bertahap. Jilid III menerapkan pengajaran pasangan aksara Jawa yang meliputi ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, dan nga. Seperti pada jilid sebelumnya, jilid ini secara bertahap mengaitkan huruf yang sudah dipelajari pada halaman berikutnya. Jilid IV menerapkan pengajaran aksara rekan (lafadz serapan dari bahasa lain) yang meliputi kh, f/v, dz, gh, z. Aksara swara (untuk menuliskan nama negara, instansi, dan orang yang diawali dengan huruf vokal) yang terdiri dari a, i, u, e, o, dan aksara murda (huruf kapital) yang meliputi na, ka, ta, sa, pa, nya, ga, dan ba. Pada jilid ini juga akan dibelajarkan tentang petunjuk dalam penulisan aksara jawa, yaitu adeg-adeg (tanda untuk memulai kalimat), pada lingsa (koma), dan pada lungsi (titik).
Evaluasi dilaksanakan tiap jilid dengan menggunakan kriteria tingkat kelancaran dan kisaran nilai dari 0 sampai 10, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Kriteria Penilaian Kelancaran
Tingkat kelancaran
|
Nilai
|
Kurang lancar
|
0 sampai 6
|
Lancar
|
7 sampai 8
|
Sangat lancar
|
9 sampai 10
|
Bagi peserta yang mendapat nilai 0 sampai 6 tidak diperkenankan untuk melanjutkan pada jilid berikutnya dan harus mengulanginya lagi. Menurut (7), Sebuah penilaian dikatakan memiliki sebuah praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya dan sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan timbangan memperbaiki lesson plan ( Rencana Pembelajaran). Dalam hal ini tes tersebut disajikan umpan balik ( feed back ) dalam meningkatkan mutu pelajaran (8).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kegiatan dapat terlihat pada tingkat kelulusan setiap jilid, seperti tabel berikut ini :
Tabel 3. Target dan Realisasi Kelulusan
Jilid
|
Target
|
Realisasi
| ||
Persentase
|
Siswa
|
Persentase
|
Siswa
| |
I
|
100%
|
38 siswa
|
94,5%
|
35 siswa
|
II
|
80%
|
30 siswa
|
78,3%
|
29 siswa
|
III
|
60%
|
22 siswa
|
54%
|
20 siswa
|
IV
|
40%
|
14 siswa
|
27%
|
10 siswa
|
Antara target dan realisasi hanya berselisih beberapa persen saja. Untuk tingkatan jilid 2 jumlah realisasi lebih banyak dibandingkan dengan target, dengan selisih 3 siswa atau 6,8%. Dari data tersebut. Presentase jilid 1 sangat tinggi bila dibandingkan dengan jilid 2,3 dan 4. Serta cenderung mengalami penurunan persentase. Walaupun tingkat persentase kelulusan mengalami penurunan akan tetapi perbedaan target dan realisasi sangat tipis. Dengan itu, siswa kelas 5 dan 6 bisa mendongkrak nilai pelajaran bahasa Jawa yang dikarenakan peningkatan akademik sub bab aksara Jawa. Untuk penulisan jilid 3 dan 4, akan dilakukan perbaikan dan dengan itu siswa akan lebih mudah untuk mempelajari pada jilid 3 dan 4 dan akan memperoleh nilai yang lebih tinggi.
Untuk mengetahui nilai rata-rata perbandingan antara pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Hasil Nilai Pre-test dan Post-test
Jumlah
Peserta
|
Nilai
Pre test
|
Jilid
|
Nilai
Post test
| |||
1
|
2
|
3
|
4
| |||
Laki-laki (22)
|
48,70
|
185,15
|
150
|
84,40
|
49
|
174,10
|
Perempuan(16)
|
35,70
|
130,55
|
119,85
|
89,70
|
42,25
|
125,40
|
Rata-rata
|
2,22
|
8,30
|
7,80
|
4,58
|
2,40
|
7,17
|
Perbandingan nilai rata-rata antara nilai pre-test dan post-test sangat meningkat tajam, yaitu dari nilai pre-test 2,22 meningkat meningkat menjadi 7,17. hasil peningkatan itu dikarenakan adanya kemudahan mempelajari aksara jawa yang menggunakan metode iqro’. Menurut (9), Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pelikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Perubahan itu bermula dari kemampuan-kemampuan yang lebih rendah pada kondisi prabelajar, meningkat pada kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Proses ini merupakan suatu proses yang dinamis, dimana siswa melalui keaktifannya akan dapat secara terus menerus mengembangkan kemampuan dan kepekaannya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kemampuan serta kepekaan yang lebih tinggi melalui proses belajar yang dilakukan (10). Dalam sistem pembelajaranya menggunakan pendekatan personal bukan klasikal, Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2. Proses Bimbingan Belajar
Dengan pendekatan personal maka untuk penanganan terhadap siswa lebih fokus. Sesuai dengan pendapat (11), yang menyatakan bahwa dalam pendekatan personal / individual setiap anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
KESIMPULAN
Kegiatan ini disimpulkan, kemampuan membaca dan menulis aksara Jawa siswa SD Negeri 02 Jombor mengalami peningkatan 225%, setelah menjalani bimbingan belajar aksara Jawa melalui metode belajar Iqro’.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada DP2M (Derektorat Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat) Kementerian Pendidikan Nasional pada Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2010.
1) Penyebar Semangat, tahun 2006. Edisi 29 hal 6.
2) Purwadi. Horoskop Jawa. Media Abadi. Yogyakarta. 2006.
3) Aribowo. Perbedaan prestasi belajar huruf jawa antara pembelajaran menggunakan program swish dengan metode konvensional. 2005. Diunduh dari http://digilibunnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives /HASH0151/2c111472.dir/doc.pdf. diakses pada tanggal 16 februari 2011.
4) Abdurahman. Pengembangan media pembelajaran aksara jawa dengan macromedia flash mx. 2007. Diunduh dari http://www .docstoc. com/docs/46337918/pengembangan-media-pembelajaran-aksara-jawa-dengan-mac. diakses pada tanggal 16 februari 2011.
5) Admin. Tips sukses mengajarkan al-qur’an. 2009. Diunduh dari htt//www. gurusukses. com/tip-sukses-mengajarkan-alquran diakses pada tanggal 18 februari 2011.
6) Budiyanto. Prinsip-prinsip metodelogi Buku Iqro’. Team Tadarus AMM. Yogyakarta. 1995.
7) Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Angkasa. Jakarta. 2006.
8) Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 2001.
9) Djamara. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. 2008.
10) Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. 2008.
11) Anita. Cooperative leaning. Grasindo. Jakarta . 2002.
Gimana sob, sederhana dan renyak kan. Bagi sobat-sobat yang ingin mencoba silahkan langsung saja menulis tentunya dengan binaan pembimbing. Siapa tahu nantinya kan juga lolos dalam seleksi PKM-AI Dirjen Dikti seperti kami.
Saya beri kunci ya sob, jika membuat PKM apapun, sesuaikan dengan apa yang kita pelajari. Karena saya mengambil FKIP Bahasa Jawa, maka saya juga membuat tentang Akara Jawa. Sekalian yang belajar gitu. Ok. Met berjuang kawan.
Kembali ke Daftar isi Proposal PKM Lolos DIKTI dan PIMNAS
2 Komentar untuk "Contoh Proposal PKM-AI yang lolos DIKTI. Cair 3 Juta Tanpa Pelaksanaan"
Kak itu judul sama abstrak langsung jd satu halaman?
iya kur,, diatas abstrak.. sesuai dengan syarat penulisan